Kamis, 14 Oktober 2010

Tugas Soft Skill " Tentang Mitos "

Nama : Ari Wahyu Leksono

Kelas : 1DA01

NPM : 41210026

Tugas : Soft Skill


Mitos keberadaan Bibi Cili atau yang dikenal dengan 'Cilinaya' hampir ada di setiap daerah di Pulau Lombok, seperti Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat maupun di kabupaten termuda yaitu Lombok Utara, sehingga makamnya terdapat di beberapa tempat di Pulau Seribu masjid ini.

Dari mitos tersebut, wartawan Suara Komunitas menelusuri nilai sejarah yang terurai dengan mengambil teori Koentjaraningrat mitologi dan cerita-cerita rakyat yang dapat memberi indikasi fakta sejarah dari suatu suku bangsa. Dari tiori tersebut kami telusuri fakta sejarah yang ditemukan di Bayan yaitu Patung Budha.

Patung Buda perempuan yang ditemukan di Dusun Bon Gontor Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, bila di lihat wujudnya berasal dari Buda India dengan dengan beberapa ciri antara lain, hidungnya yang besar dengan telinga yang panjang. Dengan fakta tersebut, memberikan petunjuk pada kita bahwa mitos Bibi Cili ada hubunganya dengan Budha India.

Kalau kita lihat dalam translit kitab mitos Bibi Cili dijelaskan bahwa Bibi Cili dalam sejarah dengan lambang berbentuk suatu benda yaitu patung seperti Dewa Wisnu yang pada akhirnya sebagai sebuah kenangan sejarah. Lalu apa hubungannya dengan mitos Bibi Cili dengan Patug Budha perempuan yang ditemukan di dusun bongontor desa senaru kecamatan Bayan?

Dalam mitos Bibi Cili, akhir dari perjalanannya ingin menyelamatkan diri ketika di kejar-kejar oleh pasukan dari Bali yaitu Patih Jero Tuak untuk menaklukan kerjaan Bayan dengan melaui pelabuan Carik Desa Anyar.

Bibi Cili-pun tertangkap dan dibunuh oleh Patih Jero Tuak sebelum sampai laut. Dalam mitos tersebut muncul kerajaan Daha dan Keling yang dalam sejarah kedua kerajaan ini (Daha dan Keling) ada diJawa Tiwur yang menganut agama Budha. Kedua Raja ini saling bermusuhan, sehingga dalam mitos Bibi Cili di Bayan latar yang sama merupakam perlambang apa yang terjadi kerajaan Daha dan Keling di Jawa.

Dalam buku sejarah Indonesia, Marwati Jaened menjelaskan anak perempuan dari Raja Daha penganut Budha hilang meninggalkan kraton sampai hayatnya sehingga dengan bukti yang ada menunjukan bahwa agama Budha masuk ke Lombok melalui Bayan sebagai tempat pengkadaran Dan ini didukung dengan fakta yang ada di Bon Gontor. Penyebar agama Budha ke Lombok tdak lain adalah Bibi Cili. Nama tersebut merupakan perlambang atau samaran yang dari putri raja Daha Kahuripan-Jawa Timur.

Dari hasil penelusuran Koran BERITA di masyarakat, bahwa Budha yang ada di di Tanjung Karang Panasan dan Tembanyak mengindikasikan adanya pengakuan masyarakat tersebut bahwa nenek moyang mereka berasal dari Bayan yang dulunya menganut wetu telu sama seperti di Bayan, lalu masuk agama Budha dengan paksaan sehingga mereka menyandang Budha paksa.Baru pada tahun 1970 an masyarakat tesebut menganut agama Budha yang sempurna.

Dari uraian di atas penulis simpulkan bawa Bibi Cili yang ada dalam mitos tersebut tidak lain penganut Budha dan penyebar agama Budha di Lombok. Dan ketika kerajaan Bali menaklukan Lombok, penganut Budha di basmi sedang sebagian penganutnya menyelamatkan diri melalui pegunungan ke arah barat yang skarang ada di Tanjung dan sektarnya.

Sedang Bibi Cili meyelamatkan diri ke utara atau laut yang pada akhirya terbunuh di pesisir pantai Labuan Carik dan dimakamkan di sana berdampingan dengan makam jero tuak. Makam tersebut dikenal dengan 'Tanjung Menangis' dan tetap diziarahi oleh masyarakat setempat dan sekitarnya. Jadi mitos dan makam Bibi Cili itu ada di Bayan.

Sumber dari : www.suarakomunitas.net
Diambil juga dari Google.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar